Kali ini saya nemuin artikel yang berhubungan dengan postingan saya metematika telah gagal?? berjudul:
dari situs plus math, salah satu situs martematika yang saya baca.
Ada hal yang menarik yang ingin saya kutip.
But these robust mathematical models predicting whether or not someone will be able to repay their loan did not avert the subprime mortgages in the US (high-risk loans such as mortgages for 100% of a property’s value, or to people likely to default), the first domino to fall in the current crisis. “In the area I work in, the retail banking sector, the models are pretty good at predicting if someone is a high risk or not. But predicting that someone is a high risk doesn’t stop somebody nevertheless going ahead and taking a bet on that person,” said Hand. “So we’ve got to distinguish between the models, and how the models are used.”
Ternyata itu semua diakibatkan dari mudahnya pihak bankir mengucurkan kredit ke orang meskipun secara itung-itungan matematika orang tersebut sangat lah beresiko.Lalu terjadilah kredit macet perumahan subprime mortgages dan akhirnya merembembet kemana-mana karna tali-pertalian bisnis
Jadi yang salah bankir2 amrik sono yang terlalu sembrono memberikan kuncuran kredit tanpa memperhatikan itung-itungan matematisnya hehe..
Pesan moral
Ternyata menyalahkan orang lain itu mudah dan nikmat 😈
jadi ingat pesan moral kajian di maskam UGM beberapa waktu yang lalu, ada kaitannya sama ini soalnya. menurutku matematika telah digunakan sebagai untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin, dan sialnya hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan. penggunaan deret fibonacci yang digunakan para broker misalnya, itu kan matematika banget.
ada yang usul seperti ini, terkait hal di atas:
Kira2 berani ga ya? Kalau Indonesia ga mau terkena imbas “ambruk”nya ekonomi Amerika lagi, mau ga mau ya harus putus dengan jual beli uang.
Linknya menarik banget..
Aku setuju banget sama tulisannya itu. Manusia memang susah dibuat menjadi sebuah angka. Sifat manusia sangat tidak terduga.