Saya baru aja menghapus semua komen dari seorang dosen karena makin lama saya merasa terganggu dengan komennya. Hampir semua komennya isinya hanya memuji diri-nya sendiri, memamerkan bahwa dia telah menemukan sesuatu yang hebat (menurutnya). Ya..memang tidak semuanya komennya seperti itu ada beberapa komennya yang benar, sesuai dengan topik postingan tapi saya merasa repot jika harus memilah satu persatu komennya, ya..biar gampang saya hapus aja semuanya.
Semua ada tempatnya
Dosen tersebut berasal dari Perguruan tinggi ternama, itu berarti kapasitas intelektualnya tidak perlu diragukan lagi. Nasihat lama berkata “semua ada tempatnya”, tentu bukan pada tempatnya kita memamerkan intelektualitas kita di blog orang lain, itu seperti seorang penyanyi yang memamerkan suara merdunya di halaman rumah orang lain alih-alih orang2 terpesona dengan suaranya, yang ada orang malah terganggu. Sepertinya dosen kita ini belum pernah mendengar nasihat tersebut. Untuk memamerkan intelektualitas kita bisa menulis jurnal lalu mengirimkannya ke publiser2 jurnal ternama atau kita bisa menulis blog dan berteriak ke dunia betapa jenius nya kita. Dosen tersebut sudah memiliki blog tapi yang saya herankan kenapa dia lebih suka berteriak di blog orang lain dibanding di blognya sendiri.
Astagfirullah…
ternyata masih banyak yang melintir2x ayat2x suci Al-Qur’an dengan seenak nafsunya belaka.
Astagfirullah…
pantesan Rasulullah SAW begitu berat ketika hendak meninggalkan dunia yang fana ini,
“umatku… umatku… umatku…”
dan karena ia tahu bahwa umatnya akan hancur dengan perpecahan didalamnya…
wallahualam…
wah dua Guru Besar saya(saya lebih suka bilang “guru” bukan “dosen” untuk Pak YOno dan Pak Rohedi) nimbrung disini, jarang jarang lho dua maestro, beliau beliau ini nimbrung bareng 😀 , saya tidak perlu meragukan tentang matematika dari pak Rohedi, tapi saya cuma pengin menanyakan sesuatu disini(maaf kalo agak ekstrim), kalo pak Rohedi dibilang sombong, saya rasa terlalu berlebihan, bukankah publikasi sesuatu yang baru memang dari dulu jaman Nabi udah selalu di sampaikan dengan kearoganan? saya ambil contoh saja Nabi kita Muhammad SAW, bukannya Nabi SAW pada waktu itu mengaku nabi? apakah ini tidak terdengar sombong untuk orang orang yang pada waktu itu masih menganut kepercayaan lama, tapi tentunya Nabi Muhammad juga menunjukakn bukti bukti kekuasaan Allah dengan nyata pada waktu itu, dengan sedikit ilustrasi seyogyanya pembaca yang budiman sudah bisa mengerti tujuan akhir dari ilustrasi ini, yang identik dengan pengenalan teori baru dari Pak Rohedi(yang disini disebut kesombongan), sementara para pembaca masih menganut faham matematika beberapa tahun silam, dan tentunya disini Pa k Rohedi juga menunjukkan bukti bukti nyata kebesaran Allah melalui olah fikir beliau. niscaya dunia bisa lebih baik, berjuang terus Ilmuwan Indonesia
Pingback: Bid’ah itu artinya budah (busa asbun) « Haniifa
Wah suprise buat para blogger, DR. Yono HP turut nimbrung. Menurut saya, ini hanya persoalan salah paham saja pak, dan mas Ariaturns telah bersikap proporsional. Saya banyak mengambil hikmah untuk pembubuhan komentar di blog kolega. Ohya mas Aria kalau boleh Rohedi mengingatkan, artikel Persamaan Euler exp(j*pi )=1 itu sudah semestinya salah. Mestinya tertulis absolut [exp(j*pi)]=1, sehingga tidak ada yang salah dengan karya agung pak Euler. Sebab, jika nilai akar 1 di ruas kanan tertulis +1 itu artinya seseorang telah menuliskan kesamaan nilai akar absolut dari kedua ruas persamaan exp(j*2*pi)=1. Silahkan kawan-kawan diskusikan mumpung ada nara sumber DR. Yono yang banyak menerapkan penggunaan bilangan kompleks dan fasor dalam risetnya. Terima kasih.
semangat ya, pak!
sama sama, ada komen saya lagi di blok anda
Mas Ariaturn(pemilik Blog) yang saya hormati, Mas Haniifa dan
Netters yang baik. Dosen yang sodara gunjingkan itu Pak Rohedi ya,
beliau kolega saya di lab,
maaf dia tidak bermaksud sombong, namun memberikan semangat kepada adik-adiknya untuk lebih bersemangat belajar menemukan ide-ide baru yang bermanfaat untuk pengembangan sains di tanah air.
Tidak ada sangkut pautnya dengan kesombongan dan agama yang adik-adik maksudkan.
Semuanya mohon untuk berfikir ilmiah saja dengan beliaunya, saya
yakin beliau akan membuka tangan untuk kepedulian netters semua.
Karyanya terakhir, tentang metoda perhitungan akar pangkat sembarang dengan tangan, InsyaAlloh kedepan metoda solusinya akan dapat dipakai oleh semua siswa dan guru baik dari tkt. Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah maupun Univ.
Awalnya saya juga berfikiran seperti para neter semua, “sombong amat” namun
kalau saya klaim beliau sombong, berarti saya salah, karena saya lebih sombong dari dia khan…, thus saya mencoba mau mengerti tentang penemuan-penemuannya, saya uji keabsahannya baik secara numerik maupun analisa tangan, dan alhamdulillah…..sudah layak untuk dipublish.
Saat ini kita lagi usahakan untuk mematenkan penemuannya beliau, sayang kalau hanya di sounding di internet, atau di blognya orang, mustinya harus secara lebih melembaga di tingkat Institusi, baru kemudian ke Dikti. Barulah metoda beliau bisa menjadi milik Negara dan dipakai di sekolah sekolah di tanah air. Sudah barang tentu pihak Dikti dan Dinas tidak begitu saja melaunching penemuan anak bangsanya. Pastilah Negara ikut memikirkan kesejahteraan beliau dan keluarganya agar lebih bersemangat dalam mengembangkan karya barunya ntuk tingkat internasional dan dapat mengharumkan nama bangsa dan negara, agama dan Alumni ITS Surabaya.
Saya Akhiri komentar saya, mohon maaf atas segala kekhilafan uraian saya, dan minta maaf kalau posting-posting beliau menyinggung dan dirasa mengganggu blog panjenengan.
Wass.
Yono Hadi Pramono
nb: khusus mas Haniifa, saya juga menghargai ide panjenengan 0/0=1, saya ibaratkan dalam aplikasi Antenna maupun fiber optik pada saat daya diradiasikan, ada persamaan sin(x)/x, dimana x=0 semestinya tak terdefinisi, namun implementasinya nilainya maksimum yakni 1, barangkali netter lain dapat memberikan sumbangan bentuk fungsi lain pengganti fungsi sinc diatas agar pada saat x=0 menjadi bernilai tanpa bentuk limit.
Apapun fikiran anda, berfikir adalah ibadah dengan niat tulus untuk kemaslahatan. Selamat berjuang…
Assalamu’alaikum, @mas Yono Hadi Pramono
Terimakasih atas dukungannya, semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan taufik dan hidayahNya kepada @mas beserta keluarga khususnya, dan kolega-kolega @mas, umumnya.
Teriring salam hangat.
Wassalam, Haniifa.
gimana kalo fungsinya, sebut saja f, adalah sin(x)/x untuk x tak nol dan 1 untuk x=0. fungsinya jadi kontinu di x = 0 tanpa harus mendefinisikan 0/0=1, bukan?
btw, maksudnya pak rohedi itu gimna ya? kenapa harus ada akarnya?
dari semua sejarah komentar ini, nampaknya pak dosen bisa melihat yang mana yang menggunakan niat tulus dalam berpikir…
sebut saja f(x) = (a/b).x , bigimana ?!
di x = 0 , f = 0
di x = 1 , f = 1
0/0 = 1 😀
@All
Bagi siapa saja yang bisa mengoreksi/ mengkritisi penemuan sayah ini, maka dengan segala hormat akan saya anggap GURU BESAR MATEMATIKA.
http://haniifa.wordpress.com/2008/03/15/al-quran-mengenalkan-operator-logical-baru/
Wassalam, Haniifa.
Sombong..
Sama saja anda mengatakan bahwa ‘saya hebat lho,bs nemuin sesuatu yg baru’
@Mas Aria turns
Saudara itu seperti kacang lupa akan kulit…
Ini memang blog saudara, dan saudara bebas sekehendak hati sebagai admin.
Tapi jangan dilupakan para kontributorpun mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan pendapat…..
Apa saudara bisa jadi sarjana jika tidak ada guru TK/SD ?!
bukan bermaksud ikut2an adu komentar mengenai sombong2an di sini…tapi setelah baca postingan dan komentar2 di https://ariaturns.wordpress.com/2009/06/27/penjelasan-yang-paling-sederhana-kalau-00-hasilnya-bukanlah-1/ , saya kok jadi ketawa lihat kengeyelan haniifa ini….
mungkin haniifa perlu tanya ke guru sd/smp/sma nya apakah 0/0 itu sama dengan 1 atau bukan…jangan2 haniifa ini juga kacang lupa sama kulitnya..lupa sama apa yg diajarkan sama guru2nya dulu..hehehe
ah sayang Pak Rohedi sudah tidak pernah berkomentar di sini, mungkin kalo Pak Rohedi yg bilang bahwa 0/0 itu tidak sama dengan 1 baru percaya si haniifa ini…soalnya Pak Rohedi dulu kan juga pernah bilang bahwa pembagian dengan 0 itu tidak terdefinisi….
@pengamat
😀 😆 …. buat si jago kandang !!
@Pengamat
Dari gaya sampean, kayaknya termasuk barisan sakit hati di blog-nya @Mas Wedul dan @Mas IK yach… hehehe
Sampean baca komentar @mas-nya disinih….
wah2 haniifa ini sudah ngeyel sok tahu juga ternyata…saya itu tidak tahu apa itu blognya Mas Wedul atau Mas IK, la wong saya tahunya blog anda saja dari membaca postingannya Aria ini kok…saya itu seringnya hanya baca blognya Aria ini saja, enggak tahu sama sekali tentang blog anda sebelumnya, gimana saya bisa sakit hati la wong tahu anda saja baru aja kok… 😀
ya, sudah saya buka link yang anda berikan tapi belum sempat saya baca. InsyaAllah akan saya baca di rumah, karena ini saya koneksi internet pake warnet, dan sudah agak mahal ini.. 😀
@Mas Pengamat
hehehe… miskin koneksi tapi jangan miskin hati dunk
Ada oleh-oleh dari temenku @mas Konyol… 😀
Oh yachh silahken di SAVE, trim’s atensinya.
Wassalam, Haniifa.
saya punya sebungkus indomie….mulanya sangat jelas itu bukan sampah…setelah saya rebus,saya makan,….kok jadi sampah…
ternyata yang kita anggap bukan sampah …bisa jadi mau jadi sampah juga….
moga dikau cepat menyadarinya…
hidup Tetet …… tetet top abiz dah !!! …hehe
Kesombongan adalah merupakan cara untuk menunjukkan kemampuannya, bahkan ada juga untuk menutupi ketidak mampuannya….
Sangat disayangkan jika seorang Dosen, mempunyai sifat sombong dengan menunjukkan kepintaran dan kemampuannya….. seharusnya seorang dosen adalah mahaguru bagi maha siswa, selain menularkan apa yang dia punya juga mengajarkan (secara tidak langsung) budi pekerti….
@Mas Wisnu TH
Seorang DOSEN sombong itu wajar, tapi seorang mahasiswa sombong itu namanya KURANG AJAR
Begini kah perkataan seorang penulis blog islami, yang mengatakan dosen sombomg itu wajar, apa anda lupa Baginda Rasul pernah bersabda
(HR. Muslim)
Tolong jaga ucapan, jangan mempermalukan diri sendiri…
@Mas Ariaturns
hehehe… matematic vs sains. tak uu
definisi sombong tuh, yang mana dulu dunk… ?!
Tolong jangan sombong rinci-rinci banget 😀
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS 7:26)
@Mas Ariaturns
Begini kah perkataan seorang penulis blog islami, yang mengatakan dosen sombomg itu wajar
_______________________
Beranikah saudara mengatakan bahwa saya lebih taqwa darimu atau sebaliknya ?!
Kalau saudara benar-benar islam, tentu saudara akan berpikir 2x bukan !!!
@Mas Ariaturns
Kalau saudara mengatakan lebi taqwa daripada dosen yang saudara maksud, maka saya akan tertawa terbahak-bahak !!!
@mas Ariaturns
Tolong jaga ucapan, jangan mempermalukan diri sendiri…
____________________________
Coba simak ayat berikut:
Nah sampean sekarang mengerti bukan mengapa saya tempatkan diawal artikel, paragraf berikut :
Surah Al Ikhlash adalah suatu “touchstone” keiklasan hati dan akal fikiran, atau boleh juga diartikan sebagai batu ujian “Ketaqwaan”.
Hanya dengan SATU ayat saja, Al Qur’an mampu memecahkan asal-muasal notasi bilangan.
Kesimpulan :
Bukankah sampean mempermalukan Sang DOSEN ?!
Note:
Tidak perlu minta tolong sama saya, tolong saja dirimu sendiri…
Wassalam, Haniifa.
Itulah sifat manusia….mempunyai kebanggaan pada diri sendiri alias SOMBONG.. saat kita disalahkan, maka yang muncul adalah melawanya dengan menunjukkan ke “aku”annya… “aku kan yang….” dan aku- aku yang lain… Mereka akan berusaha menunjukkan bahwa dia bisa… Emang tidak setiap dosen seperti itu… banyak juga dosen yang rendah hati, mau membantu mahasiswanya…..
Semoga setiap orang mau berendah hati, sehingga dunia ini akan nyaman….
nyemak dulu ah…lama gk nyemak
Setelah mencari-cari, akhirnya aku tahu siapa sang dosen arogan tersebut
Setelah mengamati beberapa postingan – postingan terdahulu dalam blog ini, akhirnya saya ketemu siapa “Sang Dosen” arogan tersebut. So, mas Aria ndak perlu repot-repot kasi tahu aku
@Mas Adartapmazza
Sang DOSEN arogan itu baik untuk menerapkan disiplin pada anak didiknya, tapi seorang ANAK DIDIK arogan, mesti jadi juragan dulu dunk…. 😀 😆
Mas, boleh tahu nggak “Sang Dosen” itu siapa? Dan apa alamat blognya?Mas Aria bisa kasih tahu aku ke adartapmazza@yahoo.com. Aku jadi sangat penasaran. Tolong yaaaa mas! Terima kasih sebelumnya
sepertinya aku tahu orang yang njenengan maksud. aku cek dulu ya mas, dan semoga aku salah.
ada ga bbahan tentang analisis komplek.
tlg d bls
maaf gak ada