Itulah yang saya rasakan saat ini. Saya merasa miris melihat sikap seorang komentator blog ini, yang berkomentar kasar, menghina dan mengatakan komentator lain dungu
#Manusia dungu :
@HaniifaUdah nggak usah banyak cingcong. Jawab aja dulu pertanyan saya
______________________
#Haniifa :
Udah jelas dari awal saya nggak banyak cingkong, cuma SATU CINGCONG yaitu 0/0 =1.#Manusia-manusia dungu
Jawab aja dulu pertanyan saya
______________________
#Haniifa :
Baaca aja dulu artikel saya ini…!!#Yari NK and kerabatnya…
Q#$^2$?!@???
__________________
#Haniifa :
INSYA ALLAH, mereka setela membaca artikel tersebut, mirip orang yang keseleg lampu bohlam….#Audien :
Rasaken…
Dia juga mengatakan kepada komentator lain, ber-IQ jongkok
@Jelasnggak
Jadi kesimpulan sampean komen di artikelku apa ?!mengoreksi –> membetulkan yang salah
mengkritisi –> mempertanyakan/memberikan sanggahan (tapi tidak membetulkan)
_________________
Hua.ha.ha.
Karena menurut definisi saudara sendiri, maka dengan sangat “bangga” saya katakan saudara adalah seorang yang ber- IQ Jongkok…![]()
Selain itu dia juga berkomen yang menurut saya salah, dia bilang dosen arogan dan sombong wajar
@Mas Adartapmazza
Sang DOSEN arogan itu baik untuk menerapkan disiplin pada anak didiknya, tapi seorang ANAK DIDIK arogan, mesti jadi juragan dulu dunk….![]()
@Mas Wisnu TH
Seorang DOSEN sombong itu wajar, tapi seorang mahasiswa sombong itu namanya KURANG AJAR
Padahal dia adalah penulis blog Islami, Inilah yang membuat saya miris. Sekarang saya serahkan kembali kepada pembaca semua, apakah dia telah berkomentar secara Islami atau tidak?
mungkin yang dia bilang 0 bukan bilangan tapi suatu variabel seperti x, y, dan z
Lam kenal semuanya. Klo menurutku nol pernol itu taktentu sudah dari sononya, sama halnya satu kurangi satu samadengan nol, dosa untuk dibuktikan.
Trus mas merasa suci gituh dengan menulis tulisan ini, udah jangan nilai orang lain, ngaca aja dulu. ntar nggak usah ributin 0/0=1, coba buat tulisan yang lebih baik lah.
kayaknya sampai ada kesepakatan barum yaitu pembagian dengan nol menjadi terdefinisi, 0/0 = 1 akan tetap diperdebatkan deh mas. hanya saja dengan cara yang santun tentu saja, bukan seperti yang mas haniifa lakukan itu. kalau membaca beberapa tulisan di blognya sih kayaknya bagus, tetapi komentar2nya yang bernada negatif itu hanya akan menjadi nilai minus bagi dirinya. semoga ke depannya komentator2 di sini akan bisa sedikit lebih bijak dan pandai memilih kata2 yang santun dalam berargumen. 😀
Ya udah…. santai aja mas Aria….. seluruh dunia yang membaca perdebatan kita di artikel “Penjelasan Paling Sederhana…….” dan juga di artikel2 lainnya sudah tahu kok siapa yang dungu, siapa yang ber-IQ jongkok. Tidak usah dimiriskan, cukup ditertawakan saja. Toh… selama ini dia tidak berusaha untuk mencerdaskan dirinya sendiri…. bahkan mungkin ia tidak mampu untuk mencerdaskan dirinya sendiri….. 😀
Tapi saya salut sama mas Aria yang lebih bisa menahan sabar daripada saya…. 😀
Jangan terlalu digubris pernyatan-pernyataan yang tidak bermutu. Menghabiskan energi.
sudahlah mas. yg jelas,yg komen dsni dh belajar bnyk hal dr kejadian kmrn.trmsk saya.terimakasih atas kegigihan mas. selamat. mari kita menatap masa depan, dgn tingkat kedewasaan yg lbh tinggi..