Teorema Lagrange menyatakan jika grup berhingga dan
subgrup dari
maka order dari
akan membagi order dari
.
Pertanyaannya, apakah sebaliknya berlaku. Jika berorder
dan
membagi
. Apakah akan selalau ada subgrup dari
yang beroder
.
Jawabannya Tidak, contohnya: berorder 60 dan jelas 15 membagi 60 tetapi
tidak mempunyai subgrup berorder 15.
Teorema Sylow memberikan kebalikan parsial dari Teorema Lagrange. Menurut teorema Sylow jika berorder
maka akan terdapat subgrup berorder
dengan
prima dan
membagi
Nah.. subgrup berorder , dinamakan subgrup p-sylow.
Defenisi: Diberikan bilangan prima , Suatu subgrup dinamaka p-subgrup jika berorder
unntuk suatu
. Sedangkan subgrup p-sylow dari suatu grup hingga
berorder
adalah subgrup
berorder
dengan
berlaku
dan
.
Jadi subgrup p-sylow adalah p-subgrup maksimal dari suatu grup berhingga yang mempunyai pangkat terbesar yang membagi order dari grup berhingga tersebut. Teorema sylow menyatakan subgrup p-sylow itu eksis dan memberikan beberapa sifat dari subgrup p-sylow.
Teorema Sylow: Diberikan Grup berhingga berorder
dan bilangan prima
. . Jika
maka berlaku
memuat subgrup p-sylow
- Jika
adalah banyaknya subgrup p-sylow maka berlaku
dan
- Semua subgrup p-sylow saling konjugasi.
- Setiap p-subgrup termuat didalam subgrup p-sylow
Selanjutnya penjelasan setiap point dari teorema sylow
Point 1, menjamin keberadan subgrup p-sylow. Suatu grup berhingga bisa mempunyai beberapa grup sylow dengan order berbeda.
Contoh: Grup berorder 168 akan mempunyai subgrup p-sylow dengan order:
,
,
,
,
Note: , adalah subgrup trivial, jadi setiap subgrup trivial dengan sendirinya merupakan subgrup p-sylow.
Order-order diatas adalah banyaknya pangkat terbesar dari bilangan prima yang membagi 168.
Point 2: menyatakan boleh saja suatu grup berorder n memmpunyai beberapa subgrup p-sylow asalakan banayaknya membagi n dan kongruent ke 1 mod p.
Contoh: Diberikan beroder 60 maka
akan memepunyai subgrup p-sylow berorder
sebanayak 1, 3, 5 atau 15, Berapa tepatnya tergantung dari operasi binernya.
Point 3. Jika dan
adalah subgrup p-sylow berorder sama dari suatu grup hingga $latexG$ maka akan terdapat
sedemikian hingga
.
Point 4 menyatakan jika Jika adalah subgrup p-sylow berorder
maka p-subgrup berorder
,
,
sampai dengan
termuat didalam
Banyaknya p-subgrup Sylow itu tergantung dari operasi binernya maksudnya gimana?
Bisa diberi contohnya
saya mau ad referensi dri bku… dibuku mna ad materi sylow ya??
Mmm..hampir setiap buku aljabar abstrak membahas teorema sylow, sedangkan artikel ini referensinya adalah abstract algebra, grillet
THANKS… TPI rta2 bhasa ingris bkux
Um… bang satria, bisa saya minta e-book yang membahas teorema sylow yang bang satria bahas ini ndak? soalx kalo di buku Thomas J. Wudson ada yang kurang saya ngerti. Makasih ^_^
Coba cari aja di Google
mas gimana caranya nulis ekspresi matematika kayak yang di blog mas? kog rapi bagus?
saya kebingungan mau nulis kayak gitu ga bisa.
maaf ga nyambung dengan materinya mas, soalnya saya juga pengin berbagi pengetahuan meskipun jauh dari bisa. trimakasih sebelumnya.
Itu pake latex, Caranya gimana silahkan baca
http://en.support.wordpress.com/latex/
bisa, makasih mas. blog anda salah satu blog yang saya ikuti.
mas Aria ikut nimbrung, saya mau tanya, maaf ya kalau hampir jauh dengan aljabar.
existence dan uniqueness dari PD itu selalu gandengan tha?
PD itu persaman diferinsial bukan? Jika itu yang anda maksud, Jawabannya ya, untuk order satu karena ada teorema yang menjaminnya..
http://www.sosmath.com/diffeq/first/existence/existence.html
huhui,. thanks mas,. 🙂
Mas Aria,
Saya mohon komentar anda tentang pernyataan di bawah ini:
If all the assertions which mathematics puts forward can be derived from one another by formal logic, mathematics cannot amount to anything more than an immense tautology. Logical inference can teach us nothing essentially new, and if everything is to proceed from the principle of identity, everything must be reducible to it. But can we really allow that these theorems which fill so many books serve no other purpose than to say in a roundabout fashion ‘A=A’?
* (Poincaré) *
Yang saya pahami Poincare bertanya apakah ilmu logika hanya bertautologi (ber retorika) muter-muter doang?
Jawaban saya: Pas.. 🙂 saya belum kompoten pertanyaan tersebut