Foto yang bikin heboh twitter dan Facebook saya, banyak yang mengomentari jawaban si Siswa. Akan tetapi saya malah curiga soal dan jawabannya hanyalah rekayasa, sengaja dibuat sebagai lelucon untuk membuat kehebohan. Ada 4 kejanggalan yang menyebabkan kecurigaan saya muncul:
Pertama: Soalnya keliru.
garis berat segitiga adalah 2 : 1, itu maksudnya apa? Melihat gambar segitiganya pun saya masih bingung. Soal tersebut meminta bukti suatu garis adalah rasio, sangat absurd karena garis dan rasio adalah 2 hal yang amat berbeda bagaimana mungkin membuktikan keduanya sama.
Kedua: Materi tidak sesuai.
Garis berat segitiga itu dipelajari di tingkat SMP. Ada tidak Topik metematika SMA kelas 12 IPA yang membahas garis berat segitiga? Sepertinya tidak. Merupakan hal yang janggal seorang guru memberikan kuis dengan materi di luar topik.
Ketiga: Jawaban ngasal yang terlalu sempurna.
Meskipun ngasal bin ngawur tetapi jawaban disampaikan dengan singkat, jelas dan runtut, sehingga dengan mudah kita menangkap pesan yang ingin disampaikan. Terlalu sempurna untuk sebuah jawaban ngasal.
Keempat: Penggunaan kata Tuhan.
Jawabannya sepertinya ingin menunjukkan dia teramat beriman tetapi mengapa dia mengunakan kata Tuhan yang tidak berasosiasi dengan agama manapun? Jika dia penganut agama yang teramat taat, mengapa dia tidak mengunakan istilah Tuhan dalam agamanya? Selain itu jawaban ditutup dengan pernyataan.
Barang siapa yang tidak percaya kepada-Nya. Hidupnya akan binasa.
Tidak jelas apakah itu hanya pendapat pribadinya atau kutipan kitab suci? Jika itu diambil dari kitab suci mengapa tidak mencantumkan kitab suci apa yang dipakai?
Keempat kejanggalan tersebutlah yang membuat saya curiga, jangan-jangan soal dan jawaban hanyalah lelucon belaka. Pembuat lelucon dengan cerdas membenturkan matematika dengan agama tanpa harus menyinggung salah satu agama.
Sekarang bagaimana pendapat kalian? Apakah hanya lelucon atau memang benar-benar ada siswa kelas 12 IPA bernama Ariene yang menuliskan jawaban seperti itu?
Jawaban yg di atas benar terjadi mas, saya sendiri teman sekelas Arlene tsb, hehehe
kalau saya berpendapat artinya Pesan yang disampaikan ini adalah
tidak semua segala sesuatu diukur engan logika….
hanya isa as jalan dan kebenaran… 🙂
koplak