
Sumber: Liputan 6.com
Kita sedang hiruk-pikuk, rame-riuh coparas capres, apalagi di sosmed lebih seru lagi 🙂 . Ya… pilpres sudah didepan mata, kita dibombardir infomasi menenai kedua capres, baik yang postif maupun negatif. Tentu saja kita harus mengolah infomasi yang masuk sebelum kita menarik kesimpulan siapa capres yang kita pilih. Berdasarkan apa yang saya lihat, penarikan kesimpulan yang digunakan masyarakat dalam memilih capres adalah modus tollendo ponens (MTP)
Apa itu MTP ?
Jika kita diharuskan memilih salah satu dari dua premis: P atau Q lalu kita menolak P maka kita harus memilih Q. Itulah MTP. Bentuk formal dari MTP adalah:
P atau Q
tidak P
maka Q.
Satu hal yang perlu saya tegaskan. Kita menolak P belum tentu P lebih buruk daripada Q. Kita masuk saja ke contoh.
Adik minum susu atau minum Coca-cola
Adik tidak minum susu
maka adik minum coca-cola.
Padahal jelas, susu jauh lebih baik daripada coca-cola. Begitupula fenomena di masyarakat dalam memilih capres. memutuskan memilih capres A kerena menolak capres B dengan berbagai macam alesan, pas ditanya visi-misi capres A. Eh… mingkem gak tahu apa-apa.
Dengan masifnya kampanye hitam yang menyerang kedua capres membuat kita punya alesan-alesan negatif yang masih belum jelas kebenarannya untuk menolak salah satu capers.Yang memilh Prabowo karena Jokowi itu katanya antek asing, anti muslim sekarang Komunisme juga dikait-kaitkan ke Jokowi. Itulah sebabnya banyak ormas Islam yang mendukung Prabowo. Sedangkan yang mendukung Jokowi karena Prabowo itu katanya pelanggar ham, fasis, militerisme, otoriter, akan mengembalikan jaman orba dan gak punya istri (Okey kalau ini emang benar tapi banyak lho orang yang menolak Prabowo karena alesan ini). Dengan alesan ini pula, banyak aktifis ham yang mendukung Jokowi.
Menurut saya bukan begini cara kita memilih capres, seharusnya kita memilih capres karena visi-misinya dan program kerja yang ditawarkannya. Ya… saya cuman bisa berharap siapapun pemenag pilpres tanggal 9 Juli adalah yang terbaik untuk negeri ini. AMIN
#Salam Indonesia bernalar
Pingback: Dilema Salah | Proof { }
Mungkinkah atau bisakah pilpres dihubungkan pada non zero sum theory
Itu juga menjadi pertanyaan saya. Pilpres ini cuman ada 2 pemain akan sangat manrik jika dikaji menurut game theory
coba aja presiden kita lulusan matematika. pasti hal sekecil apapun akan di tanggapi dengan rinci