Biasanya review film, saya tulis di FB tetapi untuk review film yang tadi siang saya tonton, saya tuliskan disini karena masih ada sangkut-pautnya dengan matematika. The Imitation Game adalah film Biografi dari Alan Turing (23 Juni 1912 – 7 June 1954) , seorang Matematikawan, pemecah kode terhebat sepanjang sejarah dan dianggap bapak Komputer.
Film tersebut dibuka dengan kalimat yang amat kuat
Are you paying attention?
Yang memberikan pesan kepada penontonnya bahwa film yang mereka tonton bukanlah film biasa. Ya.. memang benar ,The Imitation Game bukankah film biasa melainkan film berkualitas oscar, apalagi akting dari benedict cumberbatch si pemeran Alan turing, bener-benar luar biasa layak dapat Oscar.
Secara garis besar film ini menceritakan, Alan turing yang memimpin tim kecil nan rahasia, tim tersebut mempunyai misi memecahkan sandi-sandi Enigma saat perang dunia II berlangsung.
Apa itu Enigma?
Enigma adalah mesin enkripsi milik Nazi, yang saat itu dianggap mesin enkripsi tercanggih yang mempunyai 159,000,000,000,000,000,000 kemungkinan. Semua komunikasi militer Nazi dienkripsikan melalui mesin tersebut. Hal tersebut membuat pihak sekutu tidak mampu membaca pergerakan militer Nazi. So… memecahkan enigma merupakan point penting untuk memenangkan peperangan melawan Nazi.
Apa yang dilakukan Turing untuk memecahakan sandi Enigma?
Turing sadar bahwa dibutuhkan mesin untuk melawan mesin. Oleh karena itu dia menciptakan mesin untuk memecahkan sandi Enigma. Mesin tersebut olehnya dinamakan Christoper tetapi sekarang mesin tersebut dikenal dengan nama Mesin Turing yang merupakan cikal bakal komputer. Dengan mesin tersebut sandi Enigma dipecahkan dan Nazi mampu dikalahkan.
Setelah perang usai, justru kehidupan Turing mengalami kesulitan. Dia seorang Homoseksual, antara tahun 1885 – 1967, hukum Ingris mengatakan homoseksual merupakan tindak kriminal, para homoseksual akan dikenakan pasal ketidaksenonohan. Dia pun diseret ke pengadilan, dia harus memilih dipenjara atau mengikuti terapi hormonal, dia memilih kedua. Mungkin karena stres atas terapi yang dijalaninya, pada 2 minggu sebelum ulang tahunnya yang ke 42, dia memilih bunuh diri dengan cara meminum racun sianida.
Ya sungguh ironis nasib pahlawan perang yang telah berjasa membuat negaranya mampu mengalahkan Nazi. Pada tahun 2013, Ratu Elizabeth memberikan pengemampunan Anumerta kepadanya.
Selesai menonton film tersebut, timbul pertanyaan teologis dikepala saya.
Tidak peduli kau membaca tulisan ini dari smartphone, tablet, laptop ataupun PC semua kecanggihan digital yang sekarang kita nikmati berasaal dari pemikran Turing. Apakah Tuhan tetap menghukumnya karena homoseksualnya meskipun dia amat berjasa, meletakan fondasi bagi peradaban teknologi komputer yang sekarang kita hidup didalamnya???
Bagi saya film itu memberikan pesan: Dengan matematika, Nazi menginvasi eropa, dengan matematika pula lah pihak sekutu mengalahkannya. Dengan matematika, Alan Turing menciptakan mesin yang merupakan cikal bakal dari smartphone yang kau gunakan. So… masih mau bilang belajar matematika gak ada gunanya?
Overall, film tersebut high recommended, saya kasih nilai 9/10
hmmm.. rasanya agak aneh mengaitkannya dengan Tuhan.. Mungkin lain kali bisa fokus ke semua reviewnya.. Tapi aku suka sekali sama review Anda.. Terima kasihhh 🙂
Sekali googling plem ini, eh myasarnya langsung ke blog kakak angkatan 😀
Saya rasa memberi nilai 9/10 pada film tersebut adalah penilaian subyektif yang berlebihan
sy pernah mendengar kisah orang yang selama hidupnya padahal rajin beribadah,tapi pada saat menjelang ajalnya ternyata tergoda oleh setan..
makanya kita disarankan terus membimbing orang yang sedang menghadapi sakaratul maut mengucapkan kalimat tahlil..
btw,terima kasih sedikit infonya tentang ‘enigma’ ^_^
wah belum nonton nih,,,
Wah artikel yg tak lama lagi diserang para fundies karena mempertanyakan tuhan