Beberapa hari yang lalu ketika saya mengajar di kelas, tiba-tiba seorang siswa bertanya ke saya
Bapak, mengapa suka matematika?
Sebenarnya saya pernah membuat postingan yang merupakan jawaban dari pertanyaan diatas, tetapi entah kenapa, saya menjawab denga jawaban yang berbeda dengan yang pernah saya tulis.
Saat itu secara reflek saya menjawab:
Karena matematika mempunyai ketunggalan tafsir.
Tentunya kalian sudah familiar dengan dalil Pythagoras, suatu rumus yang menerangkan hubungan sisi-sisi dari segitiga siku-siku yang kalian pelajari di SMP. Diambil dari nama matematikawan Yunani kuno yang hidup 500 SM. Konon katanya dia lah yang pertama kali membuktikannya meskipun demikian ada bukti-bukti masyarakat babylonia yang hidup 2000 SM sudah memahami rumus tersebut.
Selama lebih dari ribuan tahun dalil Pythagoras mempunyai tafsir yang tunggal. Tidak ada tafsir dalil Pythagoras menurut Euler, menurut Cauchy, menurut Gauss. Dari anak SMP yang baru belajar Pythagoras sampai matematikawan besar sekalipun mempunyai tafsir yang sama terhadap dalil Pythagoras
Matematika adalah bahasa simbol yang mempunyai tata bahasa tersendiri. Ajaibnya segala sesustu yang dituliskan dalam bahas simbol tersebut akan mempunyai tafsir yang tunggal. Saya katakan ajaib, karena saya sendiri belum bisa menjelaskan mengapa terjadi ketunggalan tafsir.
Pada point inilah yang menyebabkan saya lebih tertarik mempelajari matematika daripada agama dengan kitab sucinya yang multi tafsir
ya, semua orang sepakat dalam matematika. karena itu aya juga suka matematika. misalnya semua orang sepakat 1 + 1 = 2. tafsirnya sama. jangan dipindah basis lo pak. nanti jadi runtuh dongs sistem matematika selama ini.
kalau soal tafsir kitab suci, yang jelas yang benar adalah para nabi. seharusnya setiap orang sepakat sebab mengikuti kata nabi. lain halnya dengan beda pendapat fikih. itu karena hadisnya yang sampai beda-beda.
btw pak, saya mau tanya ada nggak ya buku pengantar matematika yang mejelaskan definisi dan struktur matematika? fisika ada, sosiologi, ekonomi, bahasa, ada. tapi kenapa matematika gak ada ya? sering kali langsung ke sistem himpunan bilangan seperti dari bilangan asli sampai kompleks, lalu aljabar gitu.
soal buku tersebut, saya sendiri kurang tahu
di kuliah tidak ada pak ya?
Mas Aria Yth, pada postingan anda kali ini anda mencantumkan sebuah gambar yg isinya adalah akar kuadrat dari (-1). Saya jadi teringat waktu sma dulu, guru saya pernah bilang bahwa akar kuadrat dari (-1) adalah “i” atau disebut juga bilangan imajiner. Saya lupa menanyakan akar dari “i” itu bilangan apa. Harap mas arya sudi untuk menjawab pertanyaan saya yang belum terjawab sampai sekarang.
Terimakasih… 🙂
Bagaimana dengan matematika sendiri ?, saya banyak membaca matematika menurut si A, menurut si B, menurut si C dll
Ya ada banyak pengertian matematis tetapi ajaibnya sesuatu yang ditulsi dalam bahasa matematis punya pengeretian tunggal
menurut siapaa?
Pusing pak pusingg
Pusing pakk