Dulu waktu SMA, saya sempet kursus bahas Inggris di LIA. Salah satu pengajar disana merekomendasikan film Contact yang tayang tahun 1997 (mungkin kamu yang sedang baca blog ini belum lahir). Saya lupa-lupa ingat apakah dulu pernah menontonya atau belum tetapi beberapa hari yang lalu saya kembali menonton filmnya. Film ini menceritakan tentang seorang Astronom , Dr. Eleanor (Ellie) Arroway yang diperankan oleh Jodie Foster. Dia berkeyakinan bahwa Allien itu ada. Dia berpendapat jika hanya ada kita maka Alam semesta adalah ruang sia-sia yang mengerikan.
“I’ll tell you one thing about the universe, though. The universe is a pretty big place. It’s bigger than anything anyone has ever dreamed of before. So if it’s just us – seems like an awful waste of space, right?”
Dia berkeyakinan Allien itu ada, dia yakin ada sesuatu yang hidup yang cerdas nun jauh di galaksi sana tetapi dia berkeyakinan bahwa Tuhan tidak ada. Ya.. dia seorang Atheist. Mmm… terdengar kontradiksi bukan?
So what’s more likely? That an all-powerful, mysterious god created the universe, and decided not to give any proof of his existence? Or, that he simply doesn’t exist at all, and that we created him, so that we wouldn’t have to feel so small and alone?
Layaknya Ilmuwan sejati yang menuntut bukti pada apapun begitupula Ellie yang mengabdikan hidupnya untuk membuktikan secara ilmiah bahwa yang diyakininya memang benar adanya. Oleh sebab itu dia bekerja di SETI (search for extraterrestrial intelligence), proyek pencarian mahluk cerdas di luar Bumi. Proyek ini bener-bener ada lho. Sehari-hari, Ellie mengarahkan antena parabola besar ke bintang-bintang di langit, berharap menemukan sinyal radio sebagai bukti adanya peradaban. Pencariannya sepertinya sia-sia hingga suatu hari, dia mendeteksi sinyal radio yang teramat kuat dari bintang Vega, sinyal tersebut berisikan deret prima dari 2 sampai 101. Selain deret prima ternyata sinyal radio dari Vega mengirimkan hal-hal lain yang jauh lebih besar, apa itu? Silahkan tonton sendiri filmya?
Ellie menjalin hubungan dengan Pastor Palmer Joss (Matthew McConaughey yang jadi Cooper di Interstellar). Beberapakali mereka berdiskusi tentang sains vs Agama. Ya.. memang klise cinta bisa menyatukan segala perbedaan termasuk menyatukan 2 keyakinan yang bertolak belakang. Keyakinan? Ya… saya berpendapat Atheis adalah keyakinan. Bagaimana membuktikan ketiadaan? Bagaimana membuktikan Gatotkaca tidak ada? Bagaimana membuktikan Doraemon tidak ada?
Satu hal yang menarik buat saya ketika Ellie ditanya mengapa Allien mengirimkan deret prima, dia menjawab
Mathematics is the only true universal language.
Jujur saya tidak sependapat. Mari kita lihat bilangan yaitu konsep yang kita gunakan untuk menghitung dan mengukur. Bisa jadi Allien nun jauh di galaksi sana untuk menghitung dan mengukur mengunakan konsep yang benar-benar berbeda (Istilah matematisnya, tidak isomorfik) dari bilangan, seperti apa konsepnya? Saya tidak tahu.
Menurut saya film ini bergenre sama dengan Intersellar yaitu drama fiksi ilmiah tetapi jauh lebih mudah dicerna daripada Intersellar. Jujur saya gak ngerti nonton Intersellar, otak saya gak nyampe hehe…
Film Contact merupakan kombinasi yang pas antara sains, agama dan filsafat, didukung dengan alur cerita yang kuat, akting ciamik dari para aktornya membuat film ini wajib kamu tonton!
Sempat nonton film ini beberapa bulan yang lalu waktu muncul di yify. Saya suka melihat Ellie kecil yang gemar bermain alat komunikasi radio dan berambisi mendapatkan balasan dari tempat yang jauh.. dan lebih jauh lagi.. dan lebih jauh lagi..