Saya punya jersey Real madrid meskipun saya bukan fans real Madrid, bahkan sebenarnya saya tidak suka sepakbola. Begitupula kaos palu arit yang saya miliki ini, saya bukan penganut faham Marxisme apalagi antek PKI. Kaos tersebut pemberian sahabat saya yang berkunjung ke Vietman setahun yang lalu. Awalnya saya cuman bercanda meminta dia oleh-oleh kaos berlogokan ideologi negara Vietnam, eh ternyata dia benar-benar membelikannya. Jadilah saya memiliki kaos palu arit.
Mengapa saya meminta oleh-oleh kaos palu arit?
Yach mungkin sudah tabiat manusia yang justru tertarik dengan sesuatu yang terlarang. Sama seperti remaja abg yang tertarik dengan rokok meskipun sekolah dan guru-gurunya melarang rokok.
Matematika adalah ilmu tentang gagasan. Bilangan 1, 2, 3 yang kita kenal sejak kecil sebenarnya hanyalah gagasan yang kita gunakan untuk mengukur dan menghitung. Di matematika, gagasan punya banyak nama seperti Teorema, lemma, proposition (Pernyataan). Belajar matematika yang sesungguhnya adalah belajar bagaimana menguji, memverifikasi suatu gagasan, bagaimana menghasilkan suatu gagasan dari gagasan-gagasan yang sudah ada. Oleh karena itu negara melarang suatu gagasan yang bernama komunisme adalah hal yang nirnalar di mata saya. Bagi saya, gagasan itu diuji bukan dilarang. Kalaupun negara mengaggap Komunisme adalah gagasan yang keliru, cukup berikan penjelasan yang sederhana. Negara melarang suatu gagasan berarti negara mengaggap rakyatnya bodoh tidak mampu menguji sendiri gagasan tersebut.
Dengan runtuhnya tembok berlin dan bubarnya Uni soviet itu sudah cukup menunjukkan bahwa komunisme adalah gagasan yang gagal. Bahkan adanya kaos palu arit itu artinya saat ini komunisme gak lebih dari sekedar komoditas kapitalisme yang diperjual-belikan.
Kalau kamu takut dengan komunisme karena pernah ada organisasi berlandaskan komunisme yang melakukan pemberontakan. Hal yang sama juga terjadi di gagasan-gagasan yang lain, bahkan agama yang katanya gagasan dari tuhan yang mengajarkan cinta kasih sering dijadikan orang sebagai landasan melakukan kekerasan. Cukup banyak kekerasan atas nama agama.
Kalau kamu takut PKI bangkit dan kembali melakukan pemberontakan seperti duhulu, seharusnya kamu lebih takut Belanda kembali melakukan agresi militer. Peluang belanda kembali melakukan agresi militer jauh lebih besar daripada kebangkitan PKI. Karena negara Belanda masih eksis dan jelas-jelas punya kekuatan militer sedangkan PKI sudah mati, tidak ada partai bernama Partai Komonis Indonesia yang terdaftar di kemenkumham. Mengapa kamu takut sama hantu, seperti anak kecil saja.
takut hantu ya paaaak hahahahha
sangat menghibur pa. jelas jelas pki gaakan muncul lagi sampai kapanpun. bahkan bisa dijelaskan secara matematis.
kalau menurut saya.. memang remaja atau abg itu punya pemikiran serba ingin tau atau biasa disebut “kepo” ya.. itu sendiri karena faktor perkembangan hormon hormon dalam tubuh yang biasanya berkembang pada usia tertentu saja. faktor inilah yang menyebabkan mengapa remaja ingin sekali menyimpang dari perilaku sosial, menyimpang dari pelajaran pelajaran dan aturan/hukum yang di lakukan di keseharian. Perilaku ini membuat remaja ingin selalu tampil sempurna, dihargai dan terlihat dewasa padahal dalam dirinya belum dewasa sama sekali. Sama halnya dengan jika kita tidak takut untuk memberontak ke komunis, namun apakah dengan kita membeli/memperdagangkan kaos atau yang berhubungan dengan komunisme itu berarti pemberontakan? saya pikir tidak.
jika memang itu adalah sebuah pemberontakan dengan memperdagangkan benda yang berhubungan dengan komunisme kenapa mereka masih belum berhenti menjadi seorang komunis. Bayangkan jika ada 6-7 miliar orang di bumi dan 1 miliar orang tersebut membeli/memperdagangkan barang tersebut. Tidakkah mereka (para komunis) berpikir bahwa itu malah sebuah dukungan untuk mereka melakukan jiwa komunis mereka? jika dipikirkan lebih lanjut lagi apakah kita salah bertindak atau tidak, lebih baik kita lihat saja ke depannya dan membuktikan hal tersebut.