Huff.. sudah sebulan lamanya saya tidak posting. Baiklah… saya kembali posting tetapi untuk kali ini saya bukan mau ngomongin matematika tetapi hal yang berhubungan dengan profesi saya sebagai guru.
Saya mau ngomongin nilai rapor karnea sekarang libur semester ganjil dan anak-anak sekolah sudah mendapat rapor. Banyak orang yang berpikiran bahwa nilai rapor itu adalah nilai kepintaran si anak. Semakin tinggi nilai rapor artinya anak semakin pintar, begitupula sebaliknya. Dulu saya juga berpikiran demikian tetapi sejak menjadi guru yang salah satu tugasnya memberikan nilai rapor kepada anak, saya berubah pikiran.
Nilai rapor BUKANLAH nilai kepintaran anak, nilai rapor adalah nilai harapan seorang guru kepada anak didiknya.
Emang apa sich harapan seorang Guru?
Yang namanya guru pasti menginginkan anak didiknya semangat / antusias dalam mengikuti pelajarannya. Itu semua ditunjukkan dengan cara: Semua tugas-tugas dikumpulkan, aktif di kelas, rajin belajar sehingga nilai-nilai ulangannya baik. Oya satu hal yang terpenting berkarakter baik, tidak harus menjadi alim atau suci cukup bisa mematuhi norma-norma sosial yang ada.
***
Jadi bapak/Ibu yang nilai rapor anaknya jelek tidak usah berkecil hati, anak bapak/ibu tidak bodoh, dia hanya gagal memenuhi harapan gurunya. Mengapa bisa gagal? Bisa jadi dia tidak tahu bagaimana memenuhi harapan orang dewasa.
saya lumayan setuju pak tetapi biasa nya seseorang lebih suka melihat sesuatu dari hasil akhirnya. menurut saya kepintaran memang tidak bisa di lihat dari seberapa besar angka yang ada di dalam raport tersebut tapi seberapa keras usaha seseorang untuk bisa mengerti apa yang dipelajari, karena percuma juga kalau hasil nya bagus tapi tidak paham sama apa yang ajarkan.
kebanyakan gara2 malas pak kalo raport ancur, macam teman2 saya dulu
kebanyakan gara2 malas pak kalo raport ancur, macam teman2 saya dulu
tulisan yang menarik…tapi tidak sepenuhnya benar juga
itu tulisan raport nya mirip tulisan guru gue dah..